adalah alat dengan frekwensi tinggi yang digunakan untuk mencari kumpulan ikan
Alat pencari ikan tersebut menggunakan gelombang suara untuk melihat benda di bawah air.
Cara bekerjanya adalah dengan mentransmisikan gelombang suara ke dasar laut dan menerima gema dari dasar laut tersebut atau intervensi dari kumpulan ikan. Alat ini dapat mengetahui jarak keberadaan ikan dari kapal. Terdapat dua jenis alat yang digunakan untuk mencari kumpulan ikan, salah satunya adalah eco sounder (sonar) yang langsung menunjukkan kedalaman air dan keberadaan ikan. Penggunaan sonar yang lebih kompleks memungkinkan sinyal dikirimkan ke segala arah, meliputi area yang lebih luas. Dengan begitu dapat memberikan lokasi yang lebih luas terkait keberadaan kumpulan ikan.Dengan alat pencari ikan ini dapat memaksimalkan kegiatan melautnya. Selain digunakan untuk sektor komersial, alat ini juga digunakan bagi mereka yang ingin melakukan kegiatan mamancing dengan santai.
Prinsip kerja dari fish finder yaitu gelombang suara
berfrekuensi antara 15 kHz sampai 455 kHz dipancarkan tranduser dipantulkan
oleh dasar perairan kemudian ditangkap kembali oleh transduser.
Fish finder ialah perangkat elektronik yang bekerja
dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik dan menangkap kembali pantulannya.
Perangkat fish finder yang digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap
gelombang kembali disebut dengan nama tranduser.
Proses gelombang pantulan yang berulang-ulang itu
ditangkap tranduser kemudian diterjemahkan dalam monitor dalam Play Spiderman Players
love jackpot payouts. bentuk titik-titik sehingga menimbulkan gambar topografi
dasar perairan.
Dari hasil pembacaan gambar topografi itulah akhirnya
kita bisa membedakan kekerasan dari topografi struktur dasar perairan. Biasanya
bila keadaan dasar perairan benda yang keras maka warna di monitor gambarnya
lebih pekat. Sebaliknya jika topografi lembek maka gambar di monitor pun tidak
pekat.
Jadi bila topograf dasar perairan keras bisa diasumsikan
bahwa dasar berupa karang. Demikian juga bila dimonitor fish finder gambarnya
tidak pekat warnanya maka sering kita terjemahkan dengan lumpur. Selain itu
rata tidaknya topografi dasar perairan bisa di ketahui melalui fish finder.
Untuk mengetahui itu semua merupakan penyimpulan titik hasil pembacaan fish
finder.
Untuk bisa mengetahui apakah topografi itu berupa karang
luas, tandes atau rumpon, tentu saja diperlukan jam terbang yang tinggi.
Artinya si pemakai fish finder harus hafal betul gambar-gambar yang ditampilkan
oleh monitor fish finder.
GPS
singkatan dari Global Positioning System, sistem
navigasi berbasis satelit yang dapat memandu pemakainya di mana pun mereka
berada di muka bumi ini selama mereka dapat menatap langit. Perangkat GPS
memberikan informasi yang akurat terhadap lintang, bujur, ketinggian, dan waktu
atom sehingga kita dapat mengetahui koordinat setiap area di muka bumi ini,
mengetahui arah kita bergerak, mengetahui kecepatan kita bergerak, dan
sebagainya dalam segala cuaca, siang maupun malam, tanpa henti. Menakjubkan!
Apalagi semua informasi tersebut ternyata bisa diperoleh tanpa biaya, kecuali
biaya membeli perangkat GPS dan peta digitalnya.
Dengan
muncul teknologi GPS, manusia melakukan navigasi dengan bantuan landmark
(tanda-tanda fisik sekitar lokasi) atau menghitung berdasarkan posisi Bintang,
Bulan, dan Matahari. Dengan hadirnya GPS, maka pertanyaan "di mana kita
saat ini?" atau "ke mana kita harus menuju?" dapat dijawab
dengan cepat dan mudah.
Sejarah
GPS dimulai dari awal tahun 1960-an saat Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika
Serikat merasa perlu memiliki sistem navigasi yang akurat, dapat berfungsi
secara global, dalam segala cuaca, dan tersedia setiap saat. Berbagai
pendekatan dan teknologi diuji coba sampai akhirnya pada akhir tahun 1973 Dephan
AS menyetujui pelaksanaan uji coba
satelit Navstar yang menjadi generasi pertama dari satelit GPS.
No comments :
Post a Comment
Mohon Untuk tidak komentar berbau SARA, ASUSILA dan JUDI
Thanks... sakam strikee