Wadah/Tempat
Dapat
menggunakan wadah dari berbagai jenis selama tidak bocor. Wadah budidaya yang
sering digunakan untuk ikan hias adalah akuarium, kolam bak semen, kolam
terpal/plastik, bak fiber glass dengan ukuran yang beragam. Selain itu juga
dapat dimanfaatkan barang-barang bekas yang tidak bocor dan dapat ditambal
dengan ukuran dan diameter yang beragam ukurannya. Wadah budidaya ikan sistem
airnya ada yang mengalir dan ada yang tergenang. Wadah pembudidayaan ikan hias
ini terdiri dari wadah perawatan induk, pemijahan, penetasan telur, pendederan,
pembesaran dan penampungan hasil. Tetapi wadah yang digunakan tergantung dari
jenis ikan dan yang utama adalah tergantung dari luas lahan dan modal yang
dimiliki.
Lingkungan
hidup
Ikan hias
mempunyai kemampuan hidup pada lingkungan yang beragam. Lingkungan hidup ikan
yang sangat mempengaruhi adalah air, suhu, derajat keasaman (PH), kesadahan
air, kandungan oksigen terlarut dan kecerahan. Untuk membudidayakan ikan hias
haruslah sesuai dengan kondisi lingkungan air disekitar kita. Lingkungan air
yang ideal bagi ikan hias rata-rata adalah untuk suhu air 24 – 300C, PH 6-7,
oksigen terlarut > 3 ppm dan kecerahan air 30 – 60 cm.
Sumber air
untuk budidaya antara lain berasal dari air tanah, air sungai dan air PAM.
Jenis-jenis air tersebut harus diendapkan dahulu minimal 12-24 jam sebelum
dipakai agar kandungan oksigen terlarutnya cukup dan gas-gas yang lain hilang.
Untuk
membuat PH yang sesuai dengan kehidupan ikan hias dapat dilakukan dengan
memberikan kapur pertanian atau kapur bordo dengan dosis secukupnya bila
terlalu asam/basa.
Kesadahan
air menunjukkan kandungan mineral seperti kalsium, magnesium dan seng.
Tingginya kesadahan sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar seperti jenis
tanaman sekitar sumber air dan mikroorgnisme. Kesadahan atau kekerasan air yang
ideal untuk budidaya ikan hias air tawar berkisar antara 70 – 100 HD
Kandungan
nitrit dalam usaha budidaya ikan berasal dari sisa pakan, kotoran ikan, lumut,
tanaman mati yang terdekomposisi dalam siklus nitrogen. Kandungan nitrit
berpengaruh terhadap kesehatan yang berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan
ikan
Pakan
Pakan yang
diberikan biasanya adalah pakan alami dan pakan buatan. Jenis pakan alami yang
biasa diberikan yaitu infusoria, kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera,
artemia, serangga, kodok, ikan hidup/mati. Sedangkan pakan buatan adalah pakan
yang bahan dasarnya juga berasal dari pakan alami. Pakan buatan umumnya
berbentuk pellet yang kadar proteinnya dapat diatur sesuai kebutuhan
pertumbuhan ikan.
Pemilihan Bibit ikan
Dalam
pemijahan ikan hias diperlukan indukan ikan jantan dan betina. Induk yang akan
digunakan harus mencukupi umur untuk dipijahkan dan sudah matang gonad
(kelamin). Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan hias dapat
dilihat dari cirinya. Ciri induk matang gonad untuk induk betina antara lain
perut gendut ke arah genital dan bila diraba terasa lembek serta halus, genital
menonjol (membuka) dan bila diurut akan keluar beberapa telur. Sedangkan induk
jantan yang matang gonad dicirikan bila diurut kearah genital akan mengeluarkan
cairan sperma. Ikan hias akan mengalami matang gonad dan dapat dipijahkan pada
umur 4 – 12 bulan tergantung jenis ikannya. Calon indukan kondisi badannya
harus sehat, tidak terjangkit penyakit dan berasal dari keturunan (gen) yang
baik dan bagus. Untuk mendapatkan calon indukan adalah dengan jalan membeli,
diperoleh dari antar pembudidaya ikan hias, dari hobiis atau menghasilkannya
sendiri.
Pemijahan
Pemijahan
ikan untuk proses pembuahan telurnya ada yang berlangsung secara internal dan
eksternal. Ikan hias ada yang bertelur dan ada yang beranak. Perlakuan proses
pemijahan berbeda tergantung jenis ikannya. Oleh karena itu harus disiapkan
media, bahan, alat yang diperlukan dalam proses pemijahan. Tidak semua ikan
hias dapat melakukan pemijahan secara alami. Untuk membudidayakan ikan hias
yang tidak bisa memijah secara alami dapat dilakukan dengan cara menyuntikkan
hormon perangsang (induced spawning) agar bisa memijah baik secara alami atau
melalui pengurutan (stripping). Perlu diketahui untuk membudidayakan ikan hias
sebaiknya hindari pemijahan satu keturunan (inbreeding).
Penetasan
Telur akan
menetas tergantung dari jenis ikannya. Biasanya telur akan menetas setelah 24
jam menjadi larva. Penetasan (inkubasi) telur dapat dilakukan di akuarium,kolam
permanen, corong dan happa. Dalam proses penetasan ada yang dilakukan dengan
cara diangkat induk secara keseluruhan atau ada yang induknya ditinggal salah
satunya. Proses penetasan telur ada yang memerlukan aerasi dan ada yang tidak.
Perawatan Larva
hingga Pembesaran
Telur yang
sudah menjadi larva akan mulai berenang kesana-kemari. Larva ikan dapat
ditempatkan dalam akuarium, hapa, kolam bak, bak plastik, fiber glass dan kolam
tanah serta wadah lainnya.
Selama mulai
menetas sampai umur ± seminggu larva tidak perlu diberi makan karena masih
membawa cadangan makanan berupa kuning telur (yolksack). Setelah seminggu sudah
mulai diberikan makanan berupa infusoria, kutu air atau artemia, cacing sutera
atau jenis makanan lainnya baik dari pakan alami atau buatan yang ukurannya
lebih kecil dari mulut larva. Setelah ikan berukuran benih dan mulai besar
pakan yang diberikan berupa kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, serangga,
kodok, ikan hidup/mati atau pellet. Pemberian pakan yang umum dilakukan 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore.
Kepadatan
penebaran benih ikan harus disesuaikan dengan luasan media budidaya, jangan
terlalu padat atau terlalu jarang. Bila terlalu padat menyebabkan pertumbuhan
ikan lambat dan jika jarang tidak efisien penggunaan media budidaya
(pemborosan).
Air yang
menjadi tempat benih ikan hidup, akan mengalami penurunan kualitas yaitu air
menjadi kotor akibat sisa makanan dan kotoran ikan. Oleh karena itu diperlukan
pembersihan air (penyiponan). Caranya dengan membuka pipa pembuangan atau
menyedotnya. Air yang dibuang tidak semuanya, maksimal ¾ bagiannya. Setelah itu
diisi kembali dengan air yang sudah diendapkan sebelumnya jangan air baru.
Makanya para pembudidaya harus memiliki tendon air agar dapat melakukan
penyiponan kapan saja. Frekuensi penyiponan air semakin sering semakin baik dan
paling lambat sekali seminggu.
Ikan-ikan
yang terawat akan mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembanga ikan
biasanya tidak seragam. Ada yang besar lebih dahulu, normal dan ada yang bantet
(kontet). Untuk itu perlu dilakukan penyortiran dan pedederan ikan. Ikan-ikan
yang berukuran seragam dikelompokkan berdasarkan ukuran agar pertumbuhannya
seragam. Setelah dilakukan pendederan ini perlu dilakukan pendederan
selanjutnya. Antara anakan jantan dan betina harus disortir dan dipisahkan
untuk menghindari pemijahan dini he….supaya pertuumbuhan ikan normal dan untuk
menyiapkan calon indukan.
Lama proses
pemeliharaan ikan hias sampai ikan siap jual tergantung pada jenis ikannya.
Pada umur 1-2 bulan biasanya ikan sudah berukuran 1-2 inci. Jadi dapat diukur
pertumbuhan ikan dan kapan ikan itu bisa dijual tergantung pada jenis dan
ukurannya. Ikan hias bisa dipasarkan kapan saja tergantung dari kebutuhan
pembudidayanya.
Hama dan
Penyakit
Pada
budidaya ikan hias, pembudidaya ada kalanya menghadapi hama dan penyakit. Hama
yang perlu ditanggulangi adalah ular, burung, katak, larva capung, keong dan
yang paling penting adalah manusia. Penyakit yang menyerang ikan hias adalah
penyakit yang disebabkan oleh bukan parasit (non parasiter) dan penyakit yang
timbul karena serangan parasit.
Penyakit
yang berasal dari non-parasiter biasanya bersumber dari faktor lingkungan dan
terutama adalah makanan. Makanan yang tidak dibersihkan akan mengundang
berbagai macam penyakit. Oleh karena itu makanan yang diberikan sebelumnya
harus dicuci dulu agar bersih baru diberikan. Pemberian pakan yang berlebihan
dan tidak sesuai akan mengakibatkan adanya gejala kekurangan oksigen dan keracunan.
Lingkungan yang lainnya adalah adanya perubahan temperatur, PH dan kesadahan
yng tidak sesuai ambang batas normal. Perubahan temperatur biasanya terjadi
pada saat musim pancaroba. Pada saat inilah cupang banyak terserang penyakit.
Oleh karena itu harus selalu mengontrol keadaan air.
Penyakit
parasiter disebabkan karena adanya serangan parasit pada badan ikan, insang,
lendir maupun dalam tubuh ikan itu sendiri. Parasit ini dapat berupa protozoa,
cacing, udang renik, jamur, bakteri dan virus
Pemasaran
Permintaan
ikan hias masih banyak pangsa pasarnya baik untuk pangsa pasar lokal dan
ekspor. Untuk memasarkan ikan hias ini para pembudidaya bisa langsung menjual
sendiri ke konsumen atau menggunakan jasa pengepul (pengumpul) yang biasanya
sudah mempunyai jaringan yang luas dan ada juga pembeli yang langsung datang ke
pembudidaya. Ada juga yang menawarkan ke agen-agen (supplier) atau berdagang
keliling. Untuk memaksimalkan pemasaran hasil budidaya ikan hias, para
pembudidaya harus bisa membuka jaringan yang luas agar bisa mendapatkan
konsumen tetap. Cara lainnya adalah dengan melakukan usaha budidaya ikan hias
dengan sistem plasma. Selain itu juga dengan membentuk kelompok/asosiasi yang
saling menguntungkan antara sesama anggotanya.
Pembudidaya
juga harus mempunyai pengepul tetap yang selalu siap menampung hasil usaha.
Yang tak kalah penting adalah para pembudidaya harus aktif mencari konsumen
secara langsung baik melalui hubungan langsung ataupun melalui media komunikasi
seperti telepon dan internet. Konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah
sangat penting dilakukan untuk mencari terobosan dalam bidang pemasaran.
Budidaya
ikan hias air tawar merupakan suatu komoditi yang dapat dikembangkan sebagai
sumber mata pencaharian karena modal yang diperlukan kecil, dapat memanfaatkan
lahan yang sangat terbatas dan waktu yang relatif singkat serta cara budidaya
yang mudah. Sekarang yang sangat diperlukan adalah pembinaan dari pemerintah
atau instansi terkait lainnya untuk mengembangkan potensi budidaya ikan hias diwilayah
masing-masing untuk mengangkatnya sebagai komoditi unggulan juga lapangan kerja
untuk mengatasi pengangguran
No comments :
Post a Comment
Mohon Untuk tidak komentar berbau SARA, ASUSILA dan JUDI
Thanks... sakam strikee