BUDIDAYA IKAN GURAME
1. PERSIAPAN SARANA DAN
PERALATAN KOLAM
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan
gurame antara lain:
Kolam ini
berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10
meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina
dan 10 ekor jantan.
Kolam berupa kolam tanah yang
luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10
meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C;
kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana
penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
Luas kolam tidak lebih dari
50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya
5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan
antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
Kolam pembesaran berfungsi
sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam
pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring
1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter
persegi.
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum
dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a) Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b) Buatlah pematangnya dgn ukuran; bagian atas
lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c) Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan
pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan
mengeluarkan air.
d) Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu
diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang
tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu.
Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e) Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang
dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15
cm.
f) Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang
yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar
pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam
tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan
ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari
jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser,
ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar
(Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur
kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus,
ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut
ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat
melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau
kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu,
oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm
keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk
menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur
satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
2. Pembibitan dan Pemilihan
Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai
berikut:
a) Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b) Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat
badan ideal).
c) Ukuran kepala relatif kecil
d) Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap
serta tidak luka.
e) Gerakan normal dan lincah.
f) Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan
tidak berjanggut.
g) Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri
untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina - Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang gelap
kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat
datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak
mengeluarkan cairan.
b) Jantan - Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar
ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan
cairan sperma berwarna putih.
Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10
m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam
penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan
daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa
dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2
blekminyak tanah setiap kali pemberian.
Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma)
di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam
kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
a) Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari,
perbaiki tanggul dan dasar kolam.
b) Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar
dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c) Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut
anjng
d) Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP
sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan
air hingga kedalaman 75 cm.
e) Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar
induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan
berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam
sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi
pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik
akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas
dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam
pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah,
pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa
pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan
kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam
pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau
daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata.
Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali
seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya
pendederan sekitar 1-2 bulan.
3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas,
nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan
gurame yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar
minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15
cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk
kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap
pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan
peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam
dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak
7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai
mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan
menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk
setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke
setiap dasar dan sudut kolam.
Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur
gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan
merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan,
diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi
jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan
kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat.
Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali
setahun berturut-turut selama 5 tahun.
Produk NASA yang digunakan:
Viterna (Vitamin Ternak Natural) 500 cc
Hormonik (Hormon Organik) 100 cc
TON (pupuk Tambak Organik Nusantara) 250 gr
1 botol VITERNA + 1 botol Hormonik = 600 cc = cukup untuk
campuran 150 Kg pakan apa saja. Untuk menghemat biaya pilih pakan yang paling
murah, misalnya dedak / bekatul. Meski pakannya biasa-biasa aja namun jika
dicampur suplemen Viterna + Hormon Organik kebutuhan protein & nutrisi
sudah lebih dari mencukupi. Tidak perlu pilih-pilih pakan terapung segala,
meski pakan tenggelam kalau nafsu makan ikan bagus pasti dilahap sampai habis.
Cara pakai:
VITERNA & HORMON ORGANIK digunakan sebagai suplemen
campuran pakan ikan. Campur jadi satu wadah, 1 botol VITERNA 500 cc + 1 botol
HORMONIK 100 cc. Kemudian ambil 1 tutup (10 cc) campur dengan 2,5 Kg pakan apa
saja. Cukup diberikan 1 x sehari.
TON (Pupuk Tambak Organik Nusantara) digunakan sebagai
pupuk kolam / tambak. Campurkan air 10 liter + 1 sendok makan TON
siram-siramkan secukupnya setiap 2 minggu / 1 bulan sekali.
Tips & trik:
Jika ingin target hasil panen optimal, target bobot 1 Kg
per ekor. Caranya campur jadi satu wadah, VITERNA + PUPUK ORGANIK CAIR (POC)
NASA + HORMON ORGANIK. Campur 10 cc dengan pakan apa saja. 1 x sehari.
1 botol VITERNA 500 cc+ 1 botol POC NASA 500 cc + 1 botol
HORMONIK = 1.100 cc = cukup untuk 300 Kg pakan = cukup untuk sekitar 200 ekor.
Manfaat Viterna + Hormonik :
Meningkatkan nafsu makan ikan, ikan tidak stress, sehat,
tahan penyakit, angka kematian sangat rendah, menghasilkan daging ikan bermutu
tinggi karena rendah kolesterol.
Manfaat TON (Pupuk Tambak Organik) :
Cepat menumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang
disukai ikan, menetralkan & menguraikan senyawa beracun / gas-gas beracun
berbahaya, menyelaraskan ekosistem tambak / kolam, mempercepat pertumbuhan
ikan, menyediakan suplai oksigen terlarut dalam air sehingga ekosistem kolam
manjadi sehat.
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu
dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih
disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
4. PENYAKIT
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah
penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan
parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti
adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat
penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah
dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup
untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban
gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang
diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya.
Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai
berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu
berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang.
Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak,
sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan
mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada
segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi
dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan
keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau sumber air
lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan
diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10
liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam
larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan
ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan
neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam,
bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu
disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di
pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah
yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl),
diaduk sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi
karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3)
Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk
selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat
dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
5. HAMA
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan
dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes,
gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam
burung pemangsa.
6. P A N E N
1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1
bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran
air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk
menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke
lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor
pada saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari
ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur
2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat
0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm
dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat
mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.
Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi
sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang
dapat menyebabkan ikan terluka.
2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak
kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu
panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan
ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu.
Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk
sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya
benih.
Anda mau membudidayakan ikan gurame?
Berarti anda harus paham dengan pakannya. Pakan buatan anak ikan gurame
biasanya yang lebih sering dibandingkan dengan pakan alami. Hal ini dilakukan
mengingat memberikan pakan buatan lebih praktis dibandingkan dengan pakan alami
yang terkadang pasokannya tergantung waktu.
Pemberian pakan buatan untuk ikan
gurame memang harus diperhatikan, terutama pakan untuk anak ikan gurame yang
harus mendapat perhatian lebih. Sukses atau tidaknya budidaya ikan gurame
dilihat dari cara memberikan pakan dan itu harus dimulai sejak ikan gurame
masih dalam bentuk benih. Pakan untuk ikan gurame ini berbeda untuk
masing-masing usia.
Anak ikan dengan ikan gurame yang
sudah dewasa tentu saja pakannya berbeda. Benih ikan gurame lebih suka memakan
larva serangga seperti bangsa udang-udangan, zooplankton sampai cacing sutra.
Sedangkan ikan gurame dewasa lebih suka memakan tumbuhan yang tumbuh di air
atau tumbuhan air.
Biasanya, memberi makanan dari
tumbuhan atau pakan alami saja belum mencukupi kebutuhan gizinya. Oleh karena
itu, sebagian pembudidaya ikan gurame memberikan pakan buatan atau disebut
dengan pellet selain pakan alami. Mengapa mereka lebih cenderung memberikan
pakan buatan dan bukan alami? Alasannya, pakan buatan lebih praktis dan lebih
terukur takarannya daripada pakan yang alami.
Ada hal lain selain dari jenis
makanan/pakan atau pellet yang harus diperhatikan ketika akan membudidayakan
ikan gurame ini, yaitu sifat biologis ikan itu sendiri. Sifat biologis ikan
gurame yang harus diperhatikan adalah kebiasaan makan ikan yang aktif atau
waktu aktif ikan gurame mau memakan pakan yang diberikan. Akan lebih bagus jika
memberikan makan pada waktu ikan gurame tersebut sedang aktif makan sehingga
hasilnya akan lebih baik lagi.
Daftar
Pakan Ikan Gurame
Berikut ini beberapa daftar pakan
ikan gurame yang diukur berdasarkan kedalaman air dan klasifikasi benihnya:
- Untuk ikan gurame yang diletakkan di air dengan ketinggian 30 – 40 cm dalam klasifikasi pendederan I diberikan pakan alami seperti zooplankton dan cacing sutra.
- Untuk ikan gurame yang diletakkan di air dengan ketinggian 40 – 50 cm dalam klasifikasi pendederan II diberikan tepung ikan, bungkil atau remah.
- Untuk ikan gurame yang diletakkan di air dengan ketinggain 50 – 60 cm dalam klasifikasi pendederan III diberikan pellet remah atau pellet kecil.
Oksigenisasi
Ikan gurame dapat dibudidayakan dengan padat tebar benih yang lebih tinggi dan pertumbuhan lebih cepat dengan teknologi oksigen.
Dengan sedikit kreatifitas kolam seluas 500 m2 biasanya ditebar 500 kg gurami seukuran bungkus rokok. Namun hal yang tidak biasa dilakukan oleh Sujadi yang menebar benih ikan gurame lebih padat dari biasanya, ia melepaskan 900 kilogram gurami dengan ukuran yang sama. Meski populasi meningkat 80%, Sujadi memanen sebulan lebih cepat, ia mengangkat 2,7 ton, jauh lebih tinggi ketimbang biasanya yang cuma 1,5 ton.
Pada awalnya, Sujadi mengamati gerakan puluhan Osphronemus gouramy seukuran telapak tangan di atas permukaan air. Kilat yang muncul tiba-tiba, menyebabkan anggota famili Anabantidae itu terkejut. Spontan kerumunan gurami itu bersembunyi di bawah permukaan air. Oleh sebagian peternak, peristiwa itu mungkin dianggap biasa. Namun, tidak bagi Sujadi. Pria kelahiran 15 September 1954 menganalisis peristiwa itu. ‘Mengapa gurami kaget ketika ada kilat? Karena gurami ada di permukaan air. Mengapa gurami ada di permukaan air? Oksigen terlarut mungkin rendah,’ paparnya berargumentasi.
Benarkah dugaan mantan guru Agama di SD Karangkemiri V, Cilacap, itu? Ketika diukur pada pukul 22.00 – 05.30, kadar oksigen di kolam Sujadi memang amat rendah, kurang dari 1,6 ppm. Pantas pada jam-jam itu gurami banyak yang nongol di permukaan air untuk menghirup oksigen. Kadar oksigen terlarut ideal bagi gurami 3,5 – 5 ppm. Tipisnya kadar oksigen pada malam hingga pagi menyebabkan gurami rentan stres akibat munculnya kilat. Untuk mengatasinya, pasokan oksigen mesti ditingkatkan.
Teknologi Oksigenisasi Meningkatkan Populasi Gurame
Tiga tahun lalu Sujadi menerapkan solusi itu dengan membeli sebuah mesin pengisap udara. Sebuah mesin dimanfaatkan untuk memasok oksigen 3 kolam, 2 kolam seluas 500 m2 dan sebuah kolam 465 m2. Dari 45 kolam miliknya, hanya 3 kolam yang dijadikan eksperimen. Menurut Sujadi mesin itu sebetulnya mampu memasok 5 kolam. Dengan mengadopsi teknologi oksigenisasi, populasi kolam meningkat 80%.
Contoh, kolam 500 m2 ditebar 900 kg benih ukuran bungkus rokok. Atau sekilo terdiri atas 3 – 5 ekor. Lazimnya hanya 500 kg benih yang dilepas ke kolam seluas itu. Kepadatan tebar mencapai 50 – 60 ekor per m2, sebelumnya 25 – 30 ekor per m2. Benih yang ditebar berupa tampelan alias seukuran bungkus rokok, 1 kg terdiri atas 3 – 5 ekor. Peningkatan populasi itu diimbangi dengan adanya tambahan pasokan oksigen.
Mesin pemasok oksigen dihubungkan ke pipa PVC berdiameter 4 inci yang membujur di tepi kolam. Kemudian pipa disambungkan ke pipa lain yang lebih kecil, 0,5 inci. Di setiap kolam sepanjang 30 m ditanam 2 lajur pipa 0,5 inci (lihat infografis). Ukurannya sepanjang kolam. Agar tidak melengkung, setiap interval 1,5 meter pipa disangga sambungan T. Dari dasar kolam yang tak disemen, tinggi pipa 30 cm. Kedalaman kolam 1,7 meter.
Setiap interval 1 m, permukaan atas pipa dilubangi dengan diamater amat kecil. Tujuannya untuk menciptakan gelembung udara ketika mesin diaktifk an pada pukul 22.00 – 05.30 setiap hari selama pembesaran. Dari lubang di pipa 0,5 inci keluar gelembung-gelembung udara. Hasil pengukuran menunjukkan, kadar oksigen terlarut meningkat signifi kan, menjadi rata-rata 3,9 ppm.
Itu lebih dari sekadar cukup bagi kalua – sebutan gurami di Kalimantan – yang membutuhkan oksigen terlarut minimal 3 ppm. Penambahan udara itulah yang memungkinkan peningkatan populasi. Malahan waktu pembesaran 1 – 1,5 bulan lebih cepat daripada tanpa teknologi oksigenisasi.
ikan gurame termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Ikan ini juga sudah memiliki pangsa pasar tersendiri sehinga sangat mudah untuk memasarkan hasil panen nantinya. Ikan gurami termasuk ikan yang cukup digemari oleh masyrakat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya warung makan yang menggunakan menu ikan gurame sebagai salah satu menu yang ada di warung makan tersebut.
Layaknya budidaya ikan yang lainnya, budidaya ikan gurame juga tidaklah terlalu sulit. Kita hanya butuh sebuah kolam yang cocok untuk ikan dan mengetahui frekuensi pakan ikan gurame yang tepat serta perawatan yang baik saja.
Frekuensi Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada setiap umur ikan tentu tidak sama. Pemberian pakan yang sembarang juga tidak benar karena akan merugikan petani itu sendiri. Kebanyakan yang terjadi adalah hal yang seperti ini. Umumnya ketika kita tanya berapa jumlah yang harus diberikan maka jawabannya adalah secukupnya. Padahal pemberian pakan pada ikan tersebut sangat menentukan hasil panen dari ikan yang dibudidaya.
Besarnya pakan yang harus diberikan kepada ikan gurame adalah sebesar 5 persen dari berat biomasa dari ikan tersebut. jika berat ikan adalah 100 gram maka pakan yang diberikan adalah sebesar 5 gram. Sedangkan frekuensi pakan ikan gurame diberikan sebanyak tiga kali sehari.
salam sukses......
No comments :
Post a Comment
Mohon Untuk tidak komentar berbau SARA, ASUSILA dan JUDI
Thanks... sakam strikee